Syukur di Akhir Tahun

12/31/2015 11:06:00 PM |

Tak terasa kita sudah sampai dipenghujung tahun 2015. Tahun 2016 sudah di depan mata. Gemerlap kembang api, raungan suara terompet, kemacetan di jalan, keramaian di pusat kota sepertinya sudah terjadi di mana-mana. Sebagian besar orang larut dalam kemeriahan pesta pergantian tahun.
Namun tak ada salahnya kita merenung sejenak mengingat apa yang sudah kita lakukan di tahun ini. Apakah kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan? Atau malah menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk jadi lebih baik? Waktu memang sudah tidak bisa kembali lagi. Ini lah kesempatan kita untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi di tahun depan.
Mungkin kadang terlihat tidak adil ketika kita gagal dalam suatu hal atau kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita harapkan. Tapi ingat Allah itu Maha Adil, apa yang menurut manusia baik belum tentu baik menurut Allah. Kita memang harus berfikir terlebih dahulu sebelum men-justice dan jangan mendahulukan ego. Ketika mendapat masalah pandanglah dari sisi lain, positive thingking itu perlu agar hati kita tidak "nggrundel" istilah jawa nya atau kecewa.
Bicara memang mudah, namun aku baru mengerti maksud semua itu ketika mengalaminya sendiri. Misalnya ketika aku gagal mengikuti tes CPNS dan hanya selisih sedikit poin saja dari yang diterima. Jelas aku kecewa, sedih karena perjuanganku sia-sia. Namun tetap ada sang suami yang mendukung dan menyemangatiku. Dan aku bersyukur untuk itu. Awalnya memang tak mudah menerima, namun ketika aku pikirkan lagi baru aku tahu ternyata ada hikmah luar biasa dibalik itu semua. Allah masih sayang terhadapku. Ketika itu aku baru saja melahirkan anak, coba bayangkan misal aku diterima menjadi guru negeri di SMK yang jaraknya jauh dari rumah, siapa yang akan mengurus si kecil sedangkan ayahnya juga bekerja di luar kota. Syukur alhamdulillah aku ucapkan karenamasih diberi kesempatan untuk mengurus anak sendiri.
Hal ini juga terjadi ketika sekarang harga minyak dunia sedang terjun bebas. Hal ini membuat suamiku harus sering di rumah karena tidak banyak job lagi. Sebagai ibu rumah tangga aku harus jeli mengatur keuangan, menekan pengeluaran agar sesuai dengan pendapatan yang tidak sama seperti dulu. Bulan lalu suamiku berada di rumah selama dua bulan. Dan lagi-lagi ketika kita berfikir positif ada hikmah luar biasa yang aku dapatkan. Kita memiliki banyak waktu untuk keluarga, bermain dan mendidik si kecil, memantau terus tumbuh kembangnya, dan banyak hal lain. Semua itu yang harus aku syukuri. Mendapat kesempatan berharga berkumpul bersama keluarga yang sebelumnya tak ku dapatkan sebumnya, karena paling lamasuami  mendapat libur hanya 2 minggu.
Jika kita terus beryukur dan berprasangka baik terhadap Allah, insya Allah kita akan mendapatkan yang terbaik menurut Allah bukan baik menurut kita. Pandang sesuatu dari sudut lain agar kita mendapatkam keikhlasan hati menerima apapun yang kita dapatkan  bersyukur di akhir tahun membuat kita menjadi manusia yang paling beruntung. Aamiiin.

0 komentar:

Posting Komentar