Pengalaman Pertama Melihat Gerhana Matahari

3/09/2016 11:49:00 PM |

Mungkin postingan kali ini sudah agak terlambat. Namun karena waktu menulisnya baru bisa sekarang ya bagaimana lagi. :). Beberapa lalu pemberitaan dimana-mana sudah heboh tentang akan terjadinya suatu peristiwa alam luar biasa yaitu gerhana matahari total. Pada tahun 2016 ini tepatnya tanggal 9 Maret 2016 terjadi gerhana matahari total dan berbanggalah yang tinggal di Indonesia karena negara tercinta kita ini merupakan negara satu-satunya yang dilewati jalur gerhana matahari total. Hampir sebagian besar penduduk Indonesia bisa menikmati fenomena alam luar biasa ini.
Beberapa kota seperti  Mukomuko, Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate berada pada jalur gerhana matahari total yang terjadi hari ini. Sedangkan kota lain di Indonesia mengalami gerhana matahari sebagian. Alhamdulillah kota kecil saya Blitar juga mengalami gerhana matahari sebagian dengan kegelapan mencapai sekitar 70%. Allah SWT telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyaksikan tanda-tanda kebesaran-Nya melalui peristiwa ini.
 

Pada hari ini ketika jam menunjukkan pukul 06.00 saya sudah tidak sabar untuk menyambut kejadian ini. Sayangnya pada awalnya cuaca sempat tidak bersahabat, ada kabut dan awan yang menutupi langit. Hari ini juga sedikit berbeda dengan hari sebelumnya. Pasar tradisional di dekat rumah tampak sepi tak ramai seperti hari biasa. Orang-orang tidak banyak yang berjualan, entah apa yang membuat mereka enggan menggelar dagangan,  karena ada gerhana kah atau karena hari ini tanggal merah. tak ada jawaban pasti dari pertanyaan itu.
Jalan di depan rumah juga sangat lengang, tak banyak kendaraan yang lalu lalang pagi itu. Suhu udara pun tidak begitu panas karena sinar matahari belum mencapai bumi sepenuhnya. Akhirnya matahari pun mulai menampakkan diri, sinar yang hangat menyeruak menembus kaca jendela dan memasuki rumah. Di masjid dekat rumah juga mengadakan shalat gerhana pada hari ini, namun karena saya harus menemani dan mengurus si kecil, saya tidak bisa ikut serta. Ketika matahari mulai muncul saya dengan anggota keluarga yang lain dengan peralatan seadanya (kaca mata hitam) berdiri di belakang kaca jendela (yang kebetulan juga berwarna hitam) menyaksikan kontak pertama bulan dengan matahari. Cuma sekilas saya melihat karena jika terlalu lama mata akan terasa sangat silau. Alhamdulillah sekitar pukul 06.30 bulan sudah mulai menutupi cahaya matahari. Subhanallah, ini adalah pertama kalinya saya melihat peristiwa yang sangat fenomenal dengan mata saya sendiri. Setelah itu saya hanya sesekali mengecek sudah sampai mana perjalanan si bulan. Ada hal aneh yang saya rasakan ketika sinar matahari berlahan-lahan redup, saya merasakan suasana yang tidak biasa kala itu, suasananya seperti sore tapi tidak sore, seperti subuh tetapi tidak sepeti subuh juga. Suhu udara juga berlahan menjadi dingin meski perubahannya tidak terlalu ekstrim. Seketika itu pula saya berdzikir, Ya Allah beginikah suasana ketika terjadi gerhana.
Puncak gerhana di tempat saya terjadi sekitar pukul 07.15. Pada saat itu bulan sudah menutupi sebagian besar matahari kira-kira 70% dan cahaya matahari yang sampai ke bumi sudah sangat berkurang, namun kita masih bisa melihat matahari seperti bulan sabit besar. Semua proses itu terjadi sampai pukul kira-kira 08.45, saat itu bulan sudah tidak lagi menutupi matahari dan sinar matahari sepenuhnya sampai ke bumi. Suasana pun terasa seperti hari biasa.Saya pun juga terus memantau berita di televisi yang saat itu tengah menayangkan secara live gerhana matahati total yang terjadi di berbagai kota di Indonesia.
Meskipun tidak mengalami gerhana matahari total seperti kota-kota lain, saya bersyukur masih bisa menikmati anugerah Allah untuk menyaksikan fenomena alam ini dan hal ini menambah keimanan saya akan kebesaran Allah, Tuhan semesta alam.
“Dan Dia (Allah) telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (QS. Ibrahim 14:33)

Subhanallah......

@Blitar, hampir tengah malam.

0 komentar:

Posting Komentar