Kecil-Kecil Jadi Maling

6/28/2016 11:11:00 AM | ,

Setiap anak itu unik, setiap anak diciptakan sebagai pribadi yg berbeda satu dengan yang lain. Sebagai orang tua kita harus menyadari akan hal itu, orang tua juga harus tahu terbentuknya karakter anak juga tak lepas dari peran penting mereka. Kebiasaan dari kecil, sikap sehari-hari, dan lingkungan tempat tinggal merupakan sebagian dari faktor pembentuk karakter anak.
Orang tua harus peka terhadap sifat dan sikap anaknya. Jangan sampai karena orang tua terlalu cuek dengan anaknya, anak menjadi tidak terkontrol baik sifat dan sikapnya. Seperti sebuah kisah yang akan saya sampaikan berikut ini. Kisah ini merupakan kisah nyata yang terjadi beberapa hari yang lalu. Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Suatu pagi seorang bapak terdengar berteriak-teriak hingga beberapa tetangga dapat mendengarnya, beliau sangat marah mengetahui ada sebuah tulisan di pintu rumahnya yang bertuliskan "'Jahe' maling" (nama anak beliau sengaja saya samarkan) entah darimana tulisan itu berasal tak ada yang tahu. Beliau tak terima anaknya dikatakan pencuri oleh seseorang. Dengan rasa emosi beliau langsung mengambil sepeda motor menyusul anaknya ke sekolah, beliau tak mengindahkan pendapat seorang tetangga untuk sabar dulu dan menuggu anaknya hingga pulang sekolah.

 Salah satu tulisan yang saya temukan di sekitar rumah pelaku

Sesampainya di sebuah sekolah menengah pertama sang bapak langsung bertanya kepada anaknya, namun dengan tegas sang anak yang bernama Jahe mengelak dari tuduhan itu. Sang bapak pun akhirnya pulang dengan berbagai pertanyaan, siapa yang tega menyebut anaknya maling, apa motif si pelaku, apa ada dedam pribadi dengan keluarganya,dll.
Selang berapa lama salah satu tetangga sebut saja Pak Kunir memberi laporan bahwa semalam melihat teman sepermainan si anak bernama Kencur berjalan keluar halaman rumah Jahe, namun tak terlintas rasa curiga di benak Pak Kunir. Akhirnya Jahe, orang tua Jahe, Kencur, Pak Kunir, dan guru dari Jahe dipertemukan. Ternyata memang benar Kencur lah yang memasang tulisan tersebut, saat ditanya, Kencur bercerita bahwa uangnya hilang setelah Jahe bermain di rumahnya, Kencur juga menemukan karet gelang pengikat uangnya berada dekat di sumur dan sebelumnya Jahe juga berada di situ.
Dengan bukti itulah Kencur berkesimpulan bahwa Jahe lah yang telah mengambil uangnya. Kencur sudah tak tahan lagi karena ini bukan kali pertama dia kehilangan uang. Maka Kencur nekat memasang tulisan tersebut setelah mendapat bukti yang kuat. Awalnya Jahe tetap bersikeras mengelak namun setelah dompetnya digeledah, ditemukan uang sebesar Rp. 250.000 dan sang bapak tidak pernah memberikan uang sebesar itu kepada anaknya. Setelah didesak akhirnya Jahe mengakui perbuatannya, bahwa dia lah pelaku yang mengambil uang Kencur. Orang tua Jahe kaget bukan main bagai tersambar petir. Tak menyangka anaknya nekat melakukan perbuatan hina. Tangis pun tak dapat dibendung. Hanya karena uang jajan yang kurang si anak rela mengambil uang temannya. Sangat disayangkan sekali.
Dengan melihat kejadian tersebut, kita sebagai orang tua harus lebih memperhatikan anak, membiasakan sikap terbuka sangatkah penting untuk memantau pergaulan anak di luar, sering berkomunikasi dari hati ke hati sebaiknya sering dilakukan antar orang tua dan anak, tak lupa pendidikan agama juga harus dikenalkan anak sejak dini. Jika iman anak sudah kuat, dimanapun kelak sang anak berada dia akan selalu terkontrol perilakunya. Semoga kejadian ini bisa membuka hati kita  sebagai orang tua untuk tetap memantau dan selalu memberi perhatian kepada anak kita agar tidak terjerumus ke jalan yang salah.

@SMPN 1 Srengat, disela-sela kegiatan PPDB :)

0 komentar:

Posting Komentar